Belajar dari bontot indomie
Makin kesini, orang bukan makin belajar tapi maunya yang instan macem indomie. Kitapun memikirkan bahwa hasil instan akan dapat diperoleh dengan cepat untuk mendapatkan sesuatu, parameter cepat ini yang kadang kurang ajar serta selalu menghantui pikiran.
Belajar atau bekerja baru beberapa bulan, muncul sambatan-sambatan yang kadangkala itu lumrah untuk yang baru "memulai". Sambat itu pasti tapi ya sewajarnya dan enggak terus-terusan, kalo mau sambat cari orang buat ngobrol lah daripada dipendem sendiri.
Ngga ada orang buat ngobrol ? Ya cari, hidup jangan nolep-nolep amat dan sekali kali solutip gitulo
Jaman udah modern orang bukanya makin kuat-kuat, tapi kayak indomie yang kebanyakan air daripada mienya, iya lembek
. Udah indomi kebanyakan micin otak makin goblog, lembek pulak.
FYI : micin sebenere gabikin goblog kitanya aja yang males belajar dan ak cuman pengen ngegas aja di paragraf atas
Tapi walaupun indomi kelihatan instan pembuatannya, dibelakangpun masih ada proses yang perlu dilakukan untuk memasak indomi dan tak seinstan simsalabim abrakadabrabussbengekhyung.
Sejatinya konsep βprosesβ memang tidak banyak disuarakan di sekolahan formal, kita tidak tahu kerasnya kehidupan yang asli, kita bingung dengan kenyataan kalau ternyata orang "sukses" punya cerita perjalanan yang tidak mudah sebelumnya.
Ketika kita sedang berusaha, energi kitapun habis untuk memikirkan kapan ini semua berkahir bukan menikmati proses yang sedang dilalui. Produktif pun sulit sekali jika tidak menikmati apa yang sedang kita kerjakan, "Bahkan Allah pun tidak akan mengubah kaum suatu nasib, sampai kaumnya mengubah nasibnya sendiri" hahay π.
Dengan perasaan senang, semua bisa terbakar dengan sendirinya sesulit apapun itu energi akan terisi sendiri dan membantu mencapai hasil maksimal. Contohnya gini, misal kalian keluar sama doi entah itu crush, pacar atau yang lain sesimpel makan roti gembung, at least kesenangan bukan karena makan roti gembungnya. Tapi karena ya sama cemewew itu tadi yang ngebuat makan jadi++, westala gausa munafik kon, lak cengar cengir se saiki wakmu ( alhamdulillah normal ππ» ), btw roti gembung seicori enak, ndang cobao !!.
Baper e sitik ae, oke lanjuttt
Kalau ngomongin tentang proses btw, kita bisa ambil contoh dari proses pembuatan bontot indomi kalau dipikir-pikir. Kenapa indomi ? Ya soalnya enak
Memang terdengar random dan frik abiz, tapi ya kenapa engga coba ditelisik dan cocoklogi dikit-dikit.
Skuy ngab :
Sumber : https://twitter.com/FOODFESS2/status/1211566586466729984/photo/1
Temlen balik lagi ketika kita kecil, pengen pergi berenang ke suatu pemandian bersama circle tazos kalian dan bunda membuatkan bontot berupa indomi goreng, telur dalam sebuah wadah tupperware.
Kurang lebih proses pembuatannya seperti ini dan disertakan analogi :
Hari Minggu
Pukul 09:30 = Bunda memasak indomi goreng tapi di rebus
Ketika mie masak dan ditiriskan bentuknya masih bebas
, masih segar
dimana si mie masih tidak mengenal batasan-batasan
Pukul 09.40 = Kemudian mie dimasukkan ke kotakmakan
Seperti yang kalian tau, mie yang bebas tadi masukkan ke dalam sebuah wadah untuk waktu yang lama, sehingga mie tadi membentuk sesuai dengan wadah yang kalian tempatkan dan pastinya makan bontot setelah renang kan, gamungkin renang sambil makan mie.
Pukul 12.30 = Bontot kemudian siap disantap
Magic! mie tadi berubah menjadi kepala kucing setelah kalian diamkan beberapa lama tapi ya rasanya tetap mie bukan batako, cuman beda bentuk dan tetap dimakan soalnya buatan bundaa. Jadi kapan bundamu dan bundaku jadi besan *ciaaaattt π π€ͺ π€£ π€
Lantas pelajaran apa yang bisa diambil?
Anggap saja kita jadi mie, awalnya kita masih segar dan bebas tetapi lambat laun menetap di suatu tempat dan kita akan terbentuk oleh lingkungan / tempat itu, contohnya ya mie dalam kotak makan tadi yang jadi berbentuk kepala kucing.
Jadi intinya apa? kita akan tercetak ketika berada terlalu lama di tempat itu, yang sering kita takutkan adalah dari batasan-batasannya bukan menghadapi tapi seringkali malah lari dan takut dari batasan dalam diri kita.
Sejatinya batasan itu yang seharusnya kita hadapi, tentunya dengan resiko-resiko yang ada seperti kita akan terluka, jatuh, kesenggol, lecet, luka dan tipe-tipe bores lainnya. Hal itu tidak akan membuat kita tambah lemah, tapi itu akan membuat jadi lebih kuat menghadapi sesuatu, hidup bukan soal siapa yang lebih duluan bukan? tapi siapa yang survive / bertahan dalam hidup. That's the point Nguweeriiii cyuukkkkk π€£
Sekian, salam mie
#makan #makan #ngemper #hiddengem #mid #kayungyum #saluyu #kamsidi #seicori #miebikinsehat #miebanyakmicin #foodstagram #kulinerikuy #yxgkuy #makanbang #makanyuk #kulinermalang #selfreward #gragas2021 #apaitunabung #mknsamakamuekapan #ayomakanlagi